Mata Kuliah: Etika Bisnis
Materi : Contoh Kasus Model Etika Leadership Yang Mempengaruhi Etika Manajerial
Nama : Agung Hary Purnomo (10212354)
Ignasius Jonan: "Leadership is a Half Talent, a Half Journey"
KOMPAS.com - Banyak
orang pintar, tapi belum tentu dari semua yang pintar-pintar itu cakap memimpin
dan mengkoordinasikan sebuah tim kerja, dan membawa perubahan. Demikian
dikatakan CEO PT KAI (Persero), Ignasius Jonan, dalam CEO Speaks
on Leadership Class, yang diselenggarakan oleh Universitas Binus Jakarta, awal
pekan ini (30/6/2014).
Sayangnya, kata Jonan, kepemimpinan tidak bisa didapat dari bangku pendidikan formal, pun dari teori-teori buku manajemen SDM dan kepemimpinan. "Leadership is a half talent, a half journey," tutur Best BUMN CEO 2013 itu.
"Kepemimpinan itu separuh bakat, separuh perjalanan. Kalau enggak bakat, sampai mati juga enggak akan bisa (memimpin)," jelasnya.
Jonan mengatakan, banyak pemimpin perusahaan yang kepemimpinan mereka terbentuk dalam perjalanan karir. Tak sedikit pula dari mereka yang hanya sekolah kepemimpinan dan jago teori, namun sebenarnya tidak bisa memimpin.
"Saya itu tidak berbakat ngelukis. Mau dibunuh juga tetap enggak bisa ngelukis. Kalian juga kalau saya suruh mimpin 1000 masinis, pasti enggak bisa. Soalnya beda-beda. Leadership is a half journey," ujarnya.
Dalam teori kepemimpinan, dikenal ada dua tipe pemimpin. Ada yang process oriented, ada pula yang result oriented. Dalam hal ini, ketika ditanyakan oleh yang hadir, Jonan mengaku lebih memilih result oriented. "Gini. Proses itu buat saya tidak penting, selama tidak melanggar hukum dan tidak melanggar etika. Lainnya urusan Anda," jelas Jonan mengemukakan alasannya.
"Proses itu ada di sekolah, di kuliah. Anda melakukan kesalahan juga masih diberi kesempatan, karena Anda bayar untuk proses itu. Sekarang dalam dunia kerja, Anda, saya bayar. That's a big different," imbuhnya.
"Orang HR itu yang suka process oriented. Siapa yang kerja di HR?" tanya Jonan kepada peserta kelas.
"Keliru itu," lanjutnya diikuti riuh tawa seisi kelas.
Dia menjelaskan, untuk memastikan tidak melanggar etika dalam mencapai hasil yang diinginkan, Jonan mengaku dirinya adalah salah satu pemimpin perusahaan yang jarang duduk di kantor. "Saya itu tidak pernah menerima laporan yang saya harapkan. Saya cek realitanya apa. Kalau mau saya maki-maki, saya maki-maki," ujarnya.
"Saya jarang di kantor wong saya jalan-jalan terus," sambung Jonan.
Terakhir, dalam kelas tersebut, salah seorang peserta juga meminta saran Jonan, agar institusi pendidikan seperti Universitas Binus bisa mencetak pemimpin-pemimpin handal. Jonan memastikan hanya ada dua kunci kepemimpinan, bakat dan perjalanan. "That's not any institutional creates leader," tegasnya.
Sayangnya, kata Jonan, kepemimpinan tidak bisa didapat dari bangku pendidikan formal, pun dari teori-teori buku manajemen SDM dan kepemimpinan. "Leadership is a half talent, a half journey," tutur Best BUMN CEO 2013 itu.
"Kepemimpinan itu separuh bakat, separuh perjalanan. Kalau enggak bakat, sampai mati juga enggak akan bisa (memimpin)," jelasnya.
Jonan mengatakan, banyak pemimpin perusahaan yang kepemimpinan mereka terbentuk dalam perjalanan karir. Tak sedikit pula dari mereka yang hanya sekolah kepemimpinan dan jago teori, namun sebenarnya tidak bisa memimpin.
"Saya itu tidak berbakat ngelukis. Mau dibunuh juga tetap enggak bisa ngelukis. Kalian juga kalau saya suruh mimpin 1000 masinis, pasti enggak bisa. Soalnya beda-beda. Leadership is a half journey," ujarnya.
Dalam teori kepemimpinan, dikenal ada dua tipe pemimpin. Ada yang process oriented, ada pula yang result oriented. Dalam hal ini, ketika ditanyakan oleh yang hadir, Jonan mengaku lebih memilih result oriented. "Gini. Proses itu buat saya tidak penting, selama tidak melanggar hukum dan tidak melanggar etika. Lainnya urusan Anda," jelas Jonan mengemukakan alasannya.
"Proses itu ada di sekolah, di kuliah. Anda melakukan kesalahan juga masih diberi kesempatan, karena Anda bayar untuk proses itu. Sekarang dalam dunia kerja, Anda, saya bayar. That's a big different," imbuhnya.
"Orang HR itu yang suka process oriented. Siapa yang kerja di HR?" tanya Jonan kepada peserta kelas.
"Keliru itu," lanjutnya diikuti riuh tawa seisi kelas.
Dia menjelaskan, untuk memastikan tidak melanggar etika dalam mencapai hasil yang diinginkan, Jonan mengaku dirinya adalah salah satu pemimpin perusahaan yang jarang duduk di kantor. "Saya itu tidak pernah menerima laporan yang saya harapkan. Saya cek realitanya apa. Kalau mau saya maki-maki, saya maki-maki," ujarnya.
"Saya jarang di kantor wong saya jalan-jalan terus," sambung Jonan.
Terakhir, dalam kelas tersebut, salah seorang peserta juga meminta saran Jonan, agar institusi pendidikan seperti Universitas Binus bisa mencetak pemimpin-pemimpin handal. Jonan memastikan hanya ada dua kunci kepemimpinan, bakat dan perjalanan. "That's not any institutional creates leader," tegasnya.
Dalam
Kesimpulan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa untuk menjadi pemimpin
tidak lah mudah dan butuh proses pengalaman dan apabila dalam memimpin itu
harus ada bakat walaupun sedikit. Memimpin itu harus mematuhi hukum dan etika
dan apabila memimpin hanya cuma mengandalkan teori sama saja dia tidak
bisa memimpin. Banyak orang pintar pintar tapi belum tentu bisa cakap mengkoordinasikan
dan membuat tim kerja.
Wynn Resorts Casino to become First Casino in Colorado - JTM Hub
BalasHapusWynn Resorts and Encore 양주 출장안마 Entertainment 동두천 출장마사지 Group are 계룡 출장샵 teaming up in an effort to launch Wynn Las Vegas in 의정부 출장샵 Colorado. The 파주 출장마사지 two companies announced on